Lifestyle

IPMI: Desainer Harus Lebih Realistis

Dalam ajang tren show yang digelar Ikatan Perancang Mode Indonesia atau IPMI, para desainer disarankan supaya tidak selamanya mengejar idealisme, namun juga harus memenuhi kebutuhan pasar. Pesan ini ditekankan dalam acara yang menjadi pemaparan tren berisi kecenderungan mode pada tahun mendatang.

Di tahun kedua puluh sembilan sejak pertama kali dirayakan, tren show dari IPMI ini mengusung tema etheReal. Salah satu desainer yang terlibat dalam acara ini, Era Soekamto, mengungkapkan jika tema tersebut diambil berdasarkan penelitian atau riset yang sudah dilakukan sebelumnya.

Rancangan Kebaya
Kebaya. (wikipedia)

“Kita ingin mengajak para pecinta mode untuk bersikap secara lebih realistis. Para desainer serta pecinta mode ini harus kembali ke esensi semula. Yaitu, sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada,” ucap Era pada konferensi pers yang digelar pada saat acara tren show IPMI di bilangan Skye, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Esensi seperti yang dimaksudkan Era ialah para perancang busana harusnya lebih bisa melihat apa kebutuhan pasar sekarang ini. Di samping itu, para perancang dalam membuat rancangannya juga wajib untuk memperhatikan berbagai aspek terkait, mulai dari aspek ekonomi hingga aspek tanggung jawab seorang perancang terhadap karya yang dihasilkannya.

“Busana itu berhubungan dengan material, bahan-bahannya, serta warnanya. Sesuatu yang sifatnya realistis dan juga harus ada tekniknya,” tambah Era. Tren show yang diusung IPMI juga sebagai salah satu wujud nyata dari sebuah ajang pameran busana, tidak hanya sekedar pesta biasa. Tren IPMI diharapkan nantinya akan mampu memberi output kepada para penikmat fashion.

Tren IPMI pada tahun ini digelar dari tanggal 1 sampai 2 Desember 2015 serta bertempat di The Hall Senayan City, kota Jakarta. Terdapat delapan desainer yang akan memamerkan karyanya. Kedelapan desainer itu antara lain adalah Danny Satriadi, Mel Ahyar, Carmanita, Yogie Pratama, Tri Handoko, Sutanto Danuwidjaja, Stephanus Hamy serta Hian Tjen.

Selain itu dalam tren IPMI juga dihadirkan kampanye berjuluk Made in Indonesia. Kampanye ini meluncurkan sebuah label dengan nama Made in Indonesia yang biasa digunakan oleh para pelaku di bidang mode dalam rangka menandai karya-karya buatannya.

Tampilkan lebih banyak

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar dan Diskusi Disini

Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika. Diskusi atau komentar hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "IPMI: Desainer Harus Lebih Realistis". Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda! Klik tombol DISKUSI dibawah.

Back to top button
error: Content is protected !!