Ekonomi Bisnis

Tahun Pertama Kepemimpinan Jokowi-JK, Negara Defisit Rp96 Triliun

Jakarta – Upaya pemerintah dalam menjaga defisit untuk anggaran 2015 dinilai gagal total. Pasalnya, dalam APBN-P target defisit hanya sebesar dua ratus dua puluh dua koma lima triliun rupiah, atau sama dengan satu koma sembilan persen dari nilai PDB. Kenyataannya, defisit yang terjadi justru membengkak menjadi tiga ratus delapan belas koma lima triliun rupiah, atau sama dengan dua koma delapan persen dari nilai PDB.

Hal ini disampaikan langsung oleh NE Fatimah dari Kementerian Keuangan. “Realisasi dari defisit anggaran tahun ini lebih besar dari target yang sebelumnya ada pada APBN-P 2015, yaitu sebesar dua ratus dua puluh dua koma lima triliun rupiah atau sekitar satu koma sembilan persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” ungkapnya dalam rilis di Jakarta (3/1/2016).

NE Fatimah dari Kementerian Keuangan
NE Fatimah dari Kementerian Keuangan.

Lebih lanjut, Fatimah mengatakan bahwa tingginya realisasi dari defisit anggaran ini terjadi karena penyerapan belanja untuk negara lebih banyak daripada pendapatan negara sampai dengan akhir tahun 2015. Dikatakan olehnya bahwa belanja negara mencapai seribu delapan ratus sepuluh triliun rupiah, sementara pendapatan negara hanya sebesar seribu empat ratus sembilan puluh satu koma lima triliun rupiah.

Apalagi, masih menurut Fatimah, pendapatan negara hanya sebesar delapan puluh empat koma tujuh persen dari target yang dipatok dalam APBN-P tahun 2015 yakni sebesar seribu tujuh ratus enam puluh satu koma enam triliun rupiah. Pendapatan ini sendiri berasal dari pajak serta bukan pajak atau PNBP.

Rendahnya angka realisasi dari setoran pajak ini merupakan akibat dari lambatnya ekonomi pada sektor pengolahan dan juga pertambangan. Melemahnya impor serta menurunnya harga berbagai komoditas ekspor yang utama juga menjadi penyebab lain dari rendahnya setoran pajak.

Akan tetapi, Fatimah melanjutkan bahwa pendapatan yang bersumber dari PPh Non Migas justru naik sebesar sembilan belas persen menjadi lima ratus empat puluh tujuh koma lima triliun rupiah jika dibandingkan dengan realisasi di tahun 2014. Dilihat secara keseluruhan, realisasi pajak yang bersumber dari non migas telah mencapai seribu lima koma tujuh triliun rupiah, atau mengalami kenaikan hingga dua belas persen.

Tampilkan lebih banyak

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar dan Diskusi Disini

Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika. Diskusi atau komentar hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "Tahun Pertama Kepemimpinan Jokowi-JK, Negara Defisit Rp96 Triliun". Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda! Klik tombol DISKUSI dibawah.

Back to top button
error: Content is protected !!