Prancis Serang Suriah Pasca Insiden Ledakan Bom
Raqqa – Perang melawan ISIS benar-benar dibuktikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande menyusul terjadinya insiden penembakan di City of Light, Paris. Tepat dua jam lalu, beberapa pesawat tempur Prancis diketahui telah melakukan penyerangan di kota Raqqa, Suriah. Bombardir Prancis ini dilakukan sebagai aksi balas dendam kepada ISIS yang telah meneror warga Paris.
Serangan udara Prancis ini juga merupakan serangan udara terbesar yang pernah dilakukan kepada ISIS. Terpusat pada markas jihadis di Raqqa, terdapat puluhan target yang dihancurkan, termasuk di antaranya adalah pusat komando, gudang penyimpanan senjata hingga barak-barak pelatihan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kementerian Pertahanan Prancis. Sebanyak kurang lebih sepuluh buah pesawat tempur Prancis dikirim untuk melakukan aksi penyerangan di negara Suriah. Prancis tidak sendirian dalam aksinya kali ini. Negeri Paman Sam Amerika Serikat turut membantu dengan memberi titik-titik serangan yang dituju kepada Prancis.
“Target utama yang diincar adalah pos komando serta pusat perekrutan kaum jihadis, begitu juga dengan tempat penyimpanan amunisi. Sementara serangan kedua berpusat pada kamp pelatihan,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Prancis, seperti dikutip dari RT, Senin (16/11/2015). “Total terdapat dua puluh bom yang dijatuhkan untuk penyeragan ini,” tambahnya.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa pada tanggal 13 November 2015 lalu telah terjadi insiden penembakan serta bom bunuh diri di Paris, Prancis. Insiden ini menewaskan setidaknya seratus dua puluh sembilan warga sipil dan tiga ratus lima puluh dua lainnya terluka. Bom meledak di stadion sepakbola Stade de France di mana terdapat pertandingan persahabatan antara Timnas Jerman melawan Timnas Prancis. Tiga puluh lima orang menjadi korban meninggal dalam insiden ini.
Selain bom yang meledak di stadion sepakbola, insiden penembakan juga terjadi pada saat berlangsungnya konser Bataclan. Sejumlah pria dengan senjata laras panjang menembaki penonton secara membabi buta dan menyebabkan sedikitnya delapan puluh orang tewas. Sebagai tanda belasungkawa atas insiden ini, seluruh lampu menara Eiffel dipadamkan dan ruas jalan utama ditutup demi keamanan.