Internasional

Presiden Baru Filipina: Hukuman Mati Akan Kembali Diberlakukan

Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte Akan Berlakukan Hukuman Mati
Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte Akan Berlakukan Hukuman Mati.

MANILA – Filipina kini memiliki pemimpin baru yaitu Rodrigo Duterte. Salah satu kebijakan yang ia ambil adalah memberlakukan kembali hukuman mati bagi para pelaku kejahatan seperti pemerko saan dan pembunuhan.

Presiden baru Filipina ini mengatakan sebaiknya hukuman mati dilakukan dengan menggantung pelaku. Itu akan lebih manusiawi daripada mereka ditembak.

Duterte mengatakan bahwa beberapa jenis kejahatan harus dikenakan hukuman mati. Pemerko saan dengan pembunuhan harus dihukum mati. Selain itu, pelaku kejahatan yang sangat keji dengan menggunakan senjata api juga harus diberi hukuman mati. Penculikan yang disertai pembunuhan juga harus dikenakan hukuman menghilangkan nyawa.

Polisi yang langsung menembak mati tersangka kejahatan juga diijinkan oleh Duterte. Sebagai contoh adalah, pelaku kejahatan melawan petugas saat dilakukan penangkapan.

Chito Gascon yang merupakan ketua komisi HAM benar benar menolak apa yang dipikirkan Duterte terkait dengan pemberlakuan hukuman mati. Hukuman mati sendiri sebenarnya tidak sesuai dengan konsitusi Filipina. Dan karena itu beberapa pihak menentang hukuman mati karena dianggap tidak manusiawi.

Duterte sendiri memang terpilih sebagai Presiden Filipina karena berjanji akan menuntaskan segala bentuk kejahatan dalam waktu 6 bulan dan tentu saja masyarkat optimis dengan apa yang dilkukan presiden.

Sengketa batas laut China Selatan juga akan dijadikan fokus oleh Duterte. Tentu saja sang Presiden ingin mencari solusi yang pas agar negara ini selesai dari masalah yang pelik selama ini.

Pada pidato perdananya yang dilakukan pada 9 Mei yang lalu, Duterte juga akan memerangi garis keras Abu Sayyaf yang ada di Filipina Selatan. Ia mengaku bahwa kelompok ekstermis itu sudah sering melakukan teror dan membuat warga Filipina tak nyaman

Janji Duterte yang akan menghapus kejahatan dan korupsi selama 6 bulan ternyata mendapat komentar dari beberapa pihak. Sebagian mengatakan itu adalah program yang terlalu muluk dan tak akan bisa dicapai dalam waktu 6 bulan saja.

Selama menjadi walikota Davao dalam 22 tahun, kejahatan masih merajalela sehingga apa yang disampaikan Duterte itu sebenarnya hanya hal yang dianggap teralu muluk. Sementara untuk pemberontak dari kaum komunis, Duterte sendiri akan menggandeng kelompok itu untuk mengisi beberapa pos penting dalam jabatannya.

Tampilkan lebih banyak

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar dan Diskusi Disini

Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika. Diskusi atau komentar hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "Presiden Baru Filipina: Hukuman Mati Akan Kembali Diberlakukan". Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda! Klik tombol DISKUSI dibawah.

Back to top button
error: Content is protected !!