Cerita Lengkap Dibalik Orang Utan Yang Dihamili oleh Penjaga Kebun Binatang Surabaya
Media Malaysia sempat dihebohkan dengan berita seekor orang utan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang diperko sa hingga hamil oleh salah satu pekerja KBS. Kini, media Malaysia tersebut akhirnya meralat berita itu dan menyatakannya sebagai berita palsu.
Diketahui bahwa dua media berbasis online yang cukup terkenal di Malaysia, yaitu MStar serta Sinar Harian, telah mengklarifikasi berita mengenai orang utan tersebut yang sempat menjadi berita terpopuler pada tanggal 19 Agustus lalu. Keduanya kini mengakui bahwa berita tersebut hanyalah hoax alias palsu.
Klarifikasi ini sendiri datang setelah pihak dari KBS membantah keaslian berita yang awalnya dimuat oleh portal berita Israel yaitu worldnewsdailyreport.com. Media online yang berpusat di Tel Aviv itu memuat berita mengenai pekerja KBS Abdoel Hakim yang kedapatan menghamili orangutan betina bernama Marylin. Menanggapi berita ini, berbagai media dari luar negeri lantas mengutipnya, termasuk media Malaysia dan juga Indonesia.
Diungkapkan oleh Direktur Utama (Dirut) KBS, Aschta Boestani, bahwa berita itu hanya hoax semata. “Berita itu palsu. Tuduhan ini termasuk berat karena sudah membawa moral,” ujarnya pada Sabtu (19/12/2015). Dirinya juga turut menyayangkan sejumlah media massa di Indonesia yang ikut-ikutan mengutip informasi tersebut tanpa adanya konfirmasi terlebih dulu.
Lebih lanjut, Aschta mengungkap bahwa kini KBS memiliki empat ekor orangutan betina, masing-masing bernama Tini, Rizky, Avika dan Dora. Tidak ada orangutan di KBS dengan nama Marylin. Selain itu menurutnya, tidak mungkin ada tempat bagi pekerja KBS utuk melakukan hubungan badan dengan satwa.
“Terlebih kami di sini semuanya punya moral dan tidak mungkin melakukan hal semacam itu hanya demi mencari sensasi,” tambahnya. Aschta juga menyatakan bahwa dirinya tidak tahu motif di balik penyebaran berita bohong tersebut. Apalagi situs tempat dimuatnya berita itu tidak meminta informasi atau klarifikasi terlebih dulu kepada KBS.
“Berita seputar KBS masih buruk, terutama di luar Indonesia. Foto-foto hewan yang cukup menyedihkan di tahun 2010 saja masih beredar sampai sekarang. Dan banyak juga yang meyakini kalau itu adalah keadaan terbaru sekarang,” tutur Aschta dengan geram.
