Hendra/Ahsan Gagal di Australia Terbuka
SYDNEY – Australia Terbuka Super Series telah dimulai dan beberapa pemain unggulan seperti Lee Chong Wei mengundurkan diri karena cedera. Kabar terkini dari turnamen ini adalah ganda putra Indonesia Hendra/Ahsan harus berhenti di babak kedua setelah kalah dari pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Hong.
Hendra/Ahsan kalah setelah memainkan tiga set. Pada babak pertama pemain Indonesia menang dengan skor 21-17, lalu pada babak kedua kalah 17-21 dan ahirnya di set penentuan harus bertekuk lutut dari ganda Malaysia itu dengan skor 19-21. Lamanya pertandingan untuk kedua ganda putra ini adalah lima puluh menit.
Pada Australia Terbuka ini sebenarnya ganda putra Indonesia ini ada di unggulan pertama dan pada pertandingan melawan ganda Malaysia terlihat saling mengejar poin terjadi. Di game pertama, ganda putra Indonesia lebih sering tertinggal namun akhirnya bisa menang.
Pada game kedua pun ganda putra Indonesia ini sering tertinggal dari pasangan Malaysia. Sempat menyamakan skor yaitu 11-11 dan juga 12-12 dan akhirnya game kedua pasangan Indonesia ini harus mengakui keunggulan ganda Malaysia.
Di game penentuan sendiri sebenarnya sempat pemain Indonesia ini unggul. Kedudukan yang jauh pun sempat didapatkan yaitu 10-4, 13-16 serta 16-10. Namun sayang Ahsan/Hendra tidak bisa mempertahankannya hingga ganda Malaysia ini berhasil menyamakan kedudukan menjadi 17-17. Sempat memimpin 19-18, namun setelah skor itu mereka kehilangan poin secara beruntun sehingga kalah.
Indonesia masih menempatkan ganda putra pada Australia terbuka ini karena Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil melaju ke perempat final setelah mengalahkan ganda Denmark dengan bermain tiga set. Ganda putra Indonesia itu sendiri akan bertemu dengan unggulan kedua yaitu Fu Haifeng/Zhang Nan. Tentu bukan pertandingan yang mudah saat bertemu ganda dari negeri Tiongkok itu.
Seharusnya Indonesia bisa mendapatkan medali pada Australia Terbuka ini setelah pada Indonesia Terbuka yang dihelat beberapa hari yang lalu, tak satu pun wakil Indonesia menembus final apalagi memperoleh trofi Sehingga turnamen ini bisa menjadikan ajang pembuktian bahwa PBSI tidak gagal dalam mengelola bulu tangkis Indonesia yang semakin terpuruk.