Kesehatan

Rahasia di Balik Lelapnya Si Buah Hati

Betapa menggemaskannya bayi yang sedang terlelap. Di samping itu, bagi orang tuanya tentu saja dapat melakukan hal lain tanpa perlu khawatir. Namun, apakah yang sebenarnya terjadi saat bayi Anda begitu nyenyak tertidur?. Bagaimana jadinya jika bayi Anda ternyata memiliki porsi tidur yang tidak cukup?.

Pada usia pertumbuhan, anak memerlukan tidur yang nyenyak sehingga proses tumbuh kembangnya dan pengolahan informasi dapat terjadi secara optimal. Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, seorang dokter spesialis anak yang ahli di bidangnya. Berdasarkan penjelasan yang diberikan, dua fase penting yang tidak boleh dilewatkan oleh anak pada saat tertidur adalah REM dan non-REM atau NREM. Adapun urutannya adalah REM atau Rapid Eye Movement dulu.

Lama Bayi Tidur Normal
Lama Bayi Tidur Normal. (flickr)

Di Holet Le Meridien, dalam seminar media yang dilakukan bersama Pampres, Dokter Soedjatmiko menjelaskan secara singkat bahwa REM merupakan sebuah fase dimana saat anak tertidur, bola mata maupun anggota tubuh lainnya bergerak sesekali. Apabila anak melakukan aktifitas yang menyenangkan maka peristiwa itu akan direkap oleh otaknya dan akan digunakan pada waktu yang akan datang. “Proses konsolidasi emosi yang bersifat kognitif dari hal-hal yang telah dialami terjadi di dalam fase REM,” jelasnya.

Lanjutan dari fase REM adalah fase NREM yang lebih dikenal dengan fase tidur dalam. Pada fase ini, hormone pertumbuhan sedang berkembang yang mana menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan fisik sang buah hati. Menurut dokter yang kesehariannya berada di RSCM ini, fase REM dan NREM terjadi secara bergantian pada masa emas pertumbuhan (0 sampai 3 tahun). Rata-rata waktu tidur bayi adalah 15 hingga 16 jam, maka dalam lama waktu tersebut terjdi dua fase secara bergantian.

Dalam seminarnya, dokter ini menyatakan bahwa kedua fase tersebut harus berjalan dengan baik supaya perkembangan bayi sempurna. “Jika salah satu fase tersebut yang umumnya disebabkan karena sering terbangun, fungsi kognitif anak bias terganggu. Anak kurang bias menangkap pelajaran dari lingkungan sekitar. Hal itu menjadi pemicu pertumbuhan fisik yang buruk.”

Tampilkan lebih banyak

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar dan Diskusi Disini

Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika. Diskusi atau komentar hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "Rahasia di Balik Lelapnya Si Buah Hati". Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda! Klik tombol DISKUSI dibawah.

Back to top button
error: Content is protected !!