TensorFlow: Software Kecerdasan Buatan Google
Google kembali menunjukkan taringnya sebagai platform teknologi terkemuka di dunia. Belum lama ini Google berhasil meluncurkan software kecerdasan buatan yang dinamai TensorFlow. Sebuah software open-source yang mampu membantu komputer untuk belajar lebih cepat dari sebelumnya. Teknologi yang juga bagian dari kecerdasan buatan yang disebut mesin belajar. New York Times, menegaskan bahwa mesin belajar merupakan sebuah teknologi pencarian yang digunakan dala Google Search, Gmail, dan Google Photos.
Sebagai perusahaan teknologi besar, baik Google, Amazon maupun Facebook memang tengah berlomba menunjukkan eksistensinya masing-masing. Melalui pengembangan mesin belajar yang memberikan layanan lebih baik, dengan jalan menargetkan iklan dan rekomendasi produk. Mesin belajar telah berkembang pesar ke arah yang lebih kompleks.
Para peneliti kini telah mengembangkan komputer yang mampu melihat bahkan memahami apa yang dilihatnya. Langkah Google dengan menghadirkan TensorFlow, dinilai sebagia awal yang baik dalam memajukan teknologi dunia. Dengan teknologi berbasis open source tersebut diharapkan mampu menjadi wadah bagi peneliti dalam menuangkan penelitiannya. Peneliti akan dimudahkan karena tak perlu menulis ulang kode aplikasi saat menggunakan platform open source ini.
Sebelumnya, Google juga telah melakukan penelitian kecerdasan buatan. Software kecerdasan buatan sebagai komputer pintar yang mampu mengerjakan hal-hal yang biasa dikerjakan manusia.
“Ini berarti dua hal yang menjadi fokus penelitian saat ini,” jelas Pavel Laskov seperti yang dilansir DW.
Penelitian terhadap perilaku yang sesuai di lingkungan asing secara otonomi dan cepat berdasarkan data jumlah besar. Penelitian dengan metode pembelajaran mesin ini diharapkan dapat menghasilkan data valid. Melalui analisa data ini, sebuah perusahaan asuransi mendapat pelanggan sesuai target. Namun perhitungan probabilitas tak cukup untuk memprediksi perilaku manusia dengan cepat. Kualitas hasil kerja software kecerdasan buatan tergantung pada masuk akal tidaknya hasil pengamatan dan simulasi perilaku kecerdasan buatan.
Melalui TensorFlow ini, diharapkan Google akan kembali menguasai pasar. Karena perusahaan dan pemerintah akan membutuhkan manusia yang dapat diamati dan diprediksi perilakunya. Namun hal itu dimungkinkan hanya dapat melalui algoritma kecerdasan buatan yang efisien. Maka Google berkeinginan untuk membeli semua know-how yang diperlukan.