Satelit Rusia Akan Hantam Bumi, Simak Penjelasannya!
Moskow – Satelit militer milik Rusia berpotensi jatuh menghantam Bumi karena kehilangan kontak hanya beberapa saat setelah peluncurannya. Satelit dengan nama Kanopus-ST tersebut awalnya akan diluncurkan untuk penunjang angkatan senjata Rusia terutama guna mengamati lautan, bumi serta sistem cuaca di angkasa.
Dilaporkan oleh kantor berita Rusia, TASS bahwa satelit tersebut telah gagal dalam upaya memisahkan diri dari roket pendorongnya yang bernama Soyuz 2.1 . Kegagalan tersebut hanya beberapa saat saja dari peluncuran Kanopus-ST dari Bumi. Namun hingga kini belum ada komentar resmi dari pemerintah Rusia terkait insiden ini.
Penyelidikan terkait akan dilakukan guna mengecek kemungkinan adanya masalah yang terjadi pada alat penyambung satelit dengan roket pendorongnya. Badan antariksa Rusia hanya memberi pernyataan mengenai kehilangan satelit. “Satelit dinyatakan hilang akibat tidak mungkin lagi untuk digunakan,” demikian sebagaimana dikutip dari Mirror pada Senin (7/12/2015).
Sejumlah peneliti memperkirakan jika satelit Kanopus-ST bisa saja jatuh ke daratan Bumi. Hanya saja, jatuhnya satelit tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kemungkinan, satelit tersebut baru akan menghantam Bumi pada dua atau bahkan tiga tahun mendatang. Peneliti memastikan benturan yang terjadi tidak akan terlalu besar dikarenakan benda tersebut telah terbakar terlebih dahulu di atmosfer.
Insiden Kanopus-ST bukanlah kegagalan peluncuran satelit yang pertama kalinya untuk Rusia. Sebelumnya, Negara Beruang Merah tersebut juga pernah kehilangan roket yang diketahui membawa sebuah satelit komunikasi dengan teknologi canggih, tepatnya pada tahun 2014. Dan pada sepuluh bulan sebelum kejadian tersebut, roket Rusia pembawa tiga buah satelit Glonass bahkan meledak sebelum diluncurkan.
Kegagalan peluncuran satelit memang bukan hal baru di dunia. Rusia sendiri telah berkali-kali mengalami kegagalan pada peluncuran satelit mereka. Insiden kegagalan peluncuran ini umumnya memang tidak akan memakan korban, namun kerugian biaya yang ditimbulkan bisa sangat besar. Hal ini lantaran harga roket pembawa satelit itu sendiri bisa sebesar satu koma enam miliar dollar Amerika. Biaya tersebut belum termasuk operasional serta biaya lain yang mengikutinya.