Bermain Game 3D Terbukti Tingkatkan Daya Ingat
Jakarta – Bermain video games tiga dimensi atau 3D ternyata tidak selamanya berdampak buruk. Baru-baru ini, sebuah studi mengungkap bahwa permainan game dalam format tiga dimensi ternyata mampu untuk meningkatkan daya ingat di otak, selain terasa menyenangkan tentunya.
Lebih lanjut, ternyata permainan ini mampu meningkatkan koordinasi antara mata dengan tangan serta waktu reaksi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya potensi bagi pendekatan baru dengan cara yang lebih menyenangkan. Fungsinya adalah untuk membantu beberapa orang yang mulai mengalami penurunan pada daya ingat, baik karena faktor usia maupun akibat penyakit seperti demensia.
Dalam penelitian ini, dua orang ahli neurobiologis bernama Craig Stark serta Dane Clemenson turut merekrut beberapa siswa non gamer atau yang tidak biasa bermain game. Para siswa ini kemudian diminta untuk memainkan game, baik game pasif, game dua dimensi hingga game dengan efek tiga dimensi selama kurun waktu dua minggu.
Sebelum serta sesudah periode waktu dua minggu tersebut, para partisipan diberi tes ingatan antara lain untuk mengetes bagian hippocampus pada otak, yakni bagian khusus yang memiliki hubungan dengan kegiatan berpikir kompleks serta ingatan.
Dalam tes tersebut, para siswa diberi rangkaian gambar berupa objek-objek yang mudah ditemukan dalam keseharian mereka. Kemudian mereka diberi pula gambaran objek yang persis sama, beserta dengan objek baru lain yang memiliki sedikit perbedaan dibanding gambaran objek awal, lalu mereka diminta membagi semuanya ke dalam berbagai kategori.
Salah satu dari dua peneliti, Craig Stark, mengungkap bahwa pengenalan terhadap gambaran tersebut terutama yang memiliki sedikit saja perbedaan, akan membutuhkan peran khusus dari bagian otak bernama hippocampus.
Hasilnya cukup mengejutkan, di mana partisipan yang memainkan game tiga dimensi terbukti mengalami perbaikan nilai uji daya ingat. Sebaliknya, partisipan yang memainkan game dua dimensi tidak mengalami perbaikan ingatan. Bahkan, kemampuan ingatan partisipan meningkat hingga dua belas persen. Jumlah ini diklaim sama seperti jumlah yang terjadi pada penurunan ingatan normal yang biasanya dialami orang usia 45 serta 70 tahun.