Ini Tuntutan Buruh Pelabuhan Pada Peringatan May Day
JAKARTA – Peringatan hari buruh, May Day, pada hari ini 1 Mei 2016 memang sedang menjadi perbincangan hangat. Bagaimana tidak, demonstrasi terjadi dimana-mana yang tentu saja bertujuan untuk menyuarakan aspirasi kaum buruh yang selama ini dimarjinalkan dan tentu banyak yang hidup tak sejahtera.
Kali ini buruh pelabuhan yang menyuarakan aspirasi mereka melalui unjuk rasa damai. Tuntutan utama dari buruh pelabuhan adalah menyelamatkan aset nasional. Mantan pengurus organisasi buruh pelabuhan yang bernaung dibawah FPPI, Rieke Diah Pitaloka, mengatakan penting menyelamatkan aset nasional karena seharusnya pelabuhan dikelola oleh pemerintah bukan pihak asing.
“Pengelolaan pelabuhan oleh BUMN adalah hal penting karena bila dikelola pihak asing maka buruh yang akan termarjinalkan. Sudah saatnya pemerintah memperhatikan kesejahteraan buruh dengan pengelolaan mandiri,” Ujar Rieke yang merupakan mantan artis.
Rieke yang kini aktif sebagai politikus PDI juga menyuarakan agar sistem Outsorcing dihapuskan dari negeri ini karenan cenderung menguntungkan pemodal saja sementara para buruh haknya hilang untuk mendapatkan pesangon.
Manajemen Pelindo II dan III telah melakukan PHK pada banyak karyawan dan itu dilakukan sepihak. FPPI meminta apa yang menjadi hak buruh segera dipenuhi. Selain itu status KSO TPK KOJA yang masih kekeh dipertahankan selama 16 tahun juga dikecam oleh organisasi buruh pelabuhan ini.
FPPI sendiri beranggotakan banyak pekerja yang kabarnya mencapai 3000 orang. Sebagian berasal dari SPPI, SP Container dan SP TPK Koja Bersatu. Tentu saja penting untuk selalu memperhatikan kesejahteraan buruh pelabuhan karena motivasi kerja bisa didapat dari hal yang sejahtera dan baik.
Tapi selama ini, buruh pelabuhan memang terkesan terpinggirkan bahkan sering mengalami penindasan. Karena itulah, Rieke mati-matian melakukan pembelaan dan momen Mayday adalah momen penting untuk menyuarakan apa yang seharusnya buruh dapatkan. Selama ini memang pelabuhan dikenal dengan manajemen yang carut marut.
Suap terjadi di banyak departemen dan banyak pungli yang menyebabkan pelabuhan tak maksimal mendapatkan untung. Adalah hal yang wajar bila kemudian para buruh melakukan unjuk rasa agar semua menjadi lebih baik nantinya.