Demo HMI Protes Pernyataan Saut Situmorang Ricuh

JAKARTA – Mahasiwa yang berasal dari berbagai Himpunan Mahasiswa Islam melakukan demo memprotes Saut Situmorang atas pernyataanya. Mereka meminta Saut untuk meminta maaf karena telah menyinggung lembaga HMI dengan ucapannya pada suatu acara. HMI sendirimerupakan salah satu himpunan mahasiswa islam terbesar di Indonesia.

Amat disayangkan demo ini mengalami kericuhan, tepatnya di Rasuna Said tempat Gedung KPK berada. Sejumlah polisi tampak bergerak cepat untuk meredakan suasana agar cepat kondusif. Tidak hanya melakukan demo saja, Saut juga dilaporkan ke Reserse Kriminal Polri atas tindakannya yang dianggap melecehkan.

Saut Situmorang sendiri adalah mantan salah satu Staf Ahli di BIN yang merupakan badan intelejen negara ini. Pernyataan yang mebuat para anggota HMI tersinggung mengenai pendapat Saut yang mengatakan mahasiswa umumnya cerdas dan bila itu ada di HMI termasuk dalam LK I. Namun sayang saat mereka sudah menjadi pejabat publik banyak yang korup.

Dengan kata lain, saut mengatakan banyak orang yang berasal dari HMI tak bisa berintegritas karena pada kenyataanya mereka gelap mata dan melakukan korupsi saat sedang terjun ke dunia pekerjaan.

Saut sediri memang menyangkal dengan sengaja melecehkan. Itu semua adalah alam bawah sadar dia untuk membuat sebuah opini tanpa meniyinggung siapapun. Ia meminta maaf bila pernyataanya itu mengusik lembaga HMI.

“Saya ingin semua ini tidak usah diperpanjang karena saya tidak bermaksud menghina siapapun,” Unggkap Saut. Ia sendiri ingin apa yang ia katakan tidak disalahartikan karena memang tidak bermaksud apa-apa. Dengan legowo, dia akan meminta maaf kepada para pihak yang merasa tersinggung.

Tentu saja kerusuhan pada saat demo itu tak bisa dibenarkan. Apapun itu, demo adalah untuk menyuarakan proses atau inspirasi. Jalan tengah melalui mediasi lah yang seharusnya ditempuh. Pengrusakan fasilitas atau acara bakar-bakar pada saat demo tentu harus sudah ditinggalkan.

Saut memang harus menemui wakil dari HMI dan membuat konferensi pers bahwa semua hanyalah salah sangka belaka. Tidak ada maksud melecehkan harus ditegaskan pada saat mediasi.