Kesehatan

Indonesia Jangan Sampai Tertinggal Riset Sel Punca

Negara Indonesia hingga kini hampir selalu tertinggal dalam hal riset, termasuk di antaranya adalah riset mengenai obat serta kesehatan. Indikasi yang bisa terlihat adalah sebanyak sembilan puluh dua persen bahan utama dalam pembuatan obat yang ada di Indonesia masih diimpor dari luar negeri. Hal ini berdampak pada mahalnya harga obat di Indonesia.

Namun kini, peluang dalam mengejar ketertinggalakn ada pada pengembangan sel punca khusus untuk terapi beberapa penyakit. Sebelas rumah sakit di Indonesia kini telah menjadi lokasi riset terapi dengan menggunakan sel punca tersebut. Hal ini diungkap pula oleh Mohammad Nasir selaku Meristekdikti.

“Kemandirian dalam hal bahan baku diharap akan membuat harga obat menjadi lebih terjangkau untuk rakyat,” ucapnya pada saat mengunjungi SCI di Jakarta pada Rabu (6/1/2016). Dalam acara yang sama hadir pula Bambang Setiadi selaku ketua dari Dewan Riset Nasional dan Boenjamin Setiawan selaku pendiri Kalbe. SCI sendiri adalah laboratorium yang dimiliki oleh Kalbe.

Ilustrasi Riset Sel Punca
Ilustrasi Riset Sel Punca. (sindonews)

Nasir mengungkapkan pendapatnya bahwa jumlah penduduk dengan usia lanjut yang terus bertambah maka dibutuhkan pula pengembangan dalam hal terapi sel punca. Hal ini mengingat salah satu manfaat dari terapi sel punca ialah untuk terapi bagi beberapa penyakit degeneratif yang biasanya menyerang orang lanjut usia.

Nantinya, kemajuan riset dalam hal sel punca ini juga perlu untuk dikejar oleh Indonesia supaa tidak semakin tertinggal pada bidang obat dan kesehatan dibanding negara lain seperti Korea Selatan dan Malaysia. Diketahui bahwa beberapa negara yang juga tengah menerapkan riset ini ialah Cina, Iran, Malaysia hingga Korea Selatan dan Singapura.

Sandy Qlintang selaku Direktur SCI menambahkan pula bahwa belum terdapat riset terkait dengan allogeneic steam cell atau sel punca yang berasal bukan dari seorang pasien serta telah mencapai taraf komersialisasi. Karena itulah, kesempatan bagi para ilmuwan Indonesia untuk mengembangkan punca masih terbuka sangat lebar.

Selain itu, dalam upaya mempercepat capaian riset mengenai sel punca, diperlukan adanya kolaborasi dengan negara lain. Namun, biaya riset yang dibutuhkan dalam bidang kesehatan memang tergolong besar sehingga pemerintah perlu untuk memberi insentif.

Related Articles

Tinggalkan Komentar dan Diskusi Disini

Silahkan berkomentar dan berdiskusi. Bebas, namun tetap beretika. Diskusi atau komentar hendaknya masih berkaitan dengan artikel mengenai "Indonesia Jangan Sampai Tertinggal Riset Sel Punca". Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda! Klik tombol DISKUSI dibawah.

Back to top button
error: Content is protected !!