Amerika Tingkatkan Pasukan di Korsel Pasca Korut Uji Coba Bom Hidrogen
Militer Amerika Serikat yang berada di pangkalan militer khusus Korea Selatan diminta untuk meningkatkan kesiagaan secara penuh. Keluarnya perintah ini menyusul aksi provokasi Korea Utara dengan melakukan uji coba nulkir pada pekan lalu.
Curtis Scaprotti selaku komandan dari pasukan gabungan menyampaikan perintah kesiagaan tersebut setelah dirinya secara langsung mengunjungi pangkalan udara Osan di mana lokasi ini dioperasikan secara bersama oleh Korea Selatan serta Amerika Utara. Demikian pernyataan salah satu pejabat USFK (Pasukan Amerika Serikat-Korea) yang dikutip dari ABC pada Senin (11/1/2016).
Pemerintah di Korea Selatan sendiri telah membatasi akses menuju kompleks industri di Kaesong, yang merupakan pusat latihan secara bersama Korea Selatan serta Amerika Serikat. Perbatasan antar Korea juga dijaga dengan sangat ketat sampai tingkat yang diperlukan. Penjagaan ketat ini akan segera dimulai pada Selasa, 12 Januari mendatang.
Korea Selatan dan Amerika Serikat sendiri telah membicarakan mengenai pengiriman aset strategis milik mereka berdua menuju Semenanjung Korea, hanya selang sehari setelah pesawat Amerika B-52 yang merupakan pesawat pembom melintas di langit Korea Selatan guna memberikan respon kepada tes Korea Utara.
Beberapa media Amerika dan juga Korea Selatan menduga bahwa aset strategis yang dimaksud ialah kapal induk dengan tenaga nuklir milik Amerika Serikat bernama Ronald Reagan, pesawat khusus pembom B-52, kapal selam dengan tenaga nuklir serta pesawat jet untuk mengintai bernama F-22.
Tindakan Korea Utara dengan mengklaim telah menguji coba nuklirnya membuat Amerika Serikat, yang selama ini dikenal sebagai sekutu dari Korea Selatan, merasa marah. Walaupun Amerika masih merasa ragu terhadap klaim yang diberikan Korea Utara, akan tetapi negara tersebut tetap saja melakukan berbagai tindakan keamanan.
Sementara kantor berita asal Korea Utara, KCNA, mempublikasikan foto yang memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersama dengan ratusan ilmuwan, pejabat serta pekerja yang telah berpartisipasi dalam tes yang terakhir. Diberitakan pula bahwa Jong Un menyampaikan terima kasih kepada mereka semua atas berhasilnya uji coba pertama pada bom hidrogen.