Mengintip Kekuatan Pesawat Tempur Terbaik Amerika Serikat
Washington – Alat utama sistem senjata atau yang lebih dikenal dengan singkatan alutsista milik negara maju seperti Amerika Serikat memang terkenal akan kecanggihannya. Hal ini penting karena peralatan inilah yang bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan negara dari serangan negara lain atau dari kelompok tertentu dari dalam negeri. Dalam beberapa kesempatan, alutsista juga berperan dalam beragam misi khusus kenegaraan. Salah satu alutsista andalan Amerika adalah AC-130, pesawat tempur besar dengan persenjataan lengkap. Negeri Paman Sam tersebut terutama menggunakan AC-130 pada misi di Timur Tengah.
Dalam misinya, AC-130 juga biasa digunakan untuk menggempur musuh yang berada di darat. Ini dikarenakan AC-130 dipersenjatai dengan sensor yang bisa dikontrol oleh operator pesawat untuk menentukan arah serta navigasi serangan. Tidak mengherankan jika ia digunakan secara spesifik untuk melakukan serangan ke darat.
Persenjataan yang membekali AC-130 juga terbilang lengkap. Gatling gun sebanyak enam barel dengan ukuran masing-masing 25 mm menjadikannya pesawat tempur yang tangguh. Tak hanya itu, bofors gun (semacam meriam cannon) dengan ukuran 40 mm juga tertanam di badannya. Satu lagi senjata yang ada pada AC-13- adalah US Army Howitzer berukuran 105 mm.
Semua persenjataan ini diposisikan pada bagian samping kiri dan kanan pesawat. Dalam keadaan menyerang, pilot bisa tetap mengendalikan pesawat tempurnya untuk terbang dan mengelilingi target. Dengan posisi seperti ini, pilot dapat menyerang target dengan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pesawat tempur lainnya.
Untuk membantu visualnya, AC-130 dilengkapi sensor infrared serta kamera di dalam pesawat yang bisa membantu operator untuk melihat di berbagai tingkat pencahayaan. Pesawat tempur ini memang agak berbeda dengan pesawat tempur model lain di mana AC-130 lebih mengandalkan pada target visual dalam menentukan arah serangannya.
Dengan ukuran yang terbilang besar, yaitu tinggi 11 meter dan panjang mencapai 29 meter, serta kemampuan terbang hanya sampai dengan ketinggian dua kilometer, AC-130 lebih sering digunakan untuk menjalankan operasi ataupun misi pada malam hari. AC-130 juga sempat digunakan dalam misi di Afghanistan, tepatnya pada tahun 2007.