Korban Teror Paris Dinilai Lebih Parah Dibanding Korban Perang
Paris – Korban teror bom bunuh diri dan penembakan di Paris dinilai lebih parah kondisinya jika dibandingkan dengan korban di medan perang. Hal ini diungkapkan secara langsung oleh salah satu dokter senior yang turut merawat luka-luka korban di Paris, Prancis, Professor Dr. Phillipe Juvin. Juvin yang juga merupakan kepala bagian medis di Rumah Sakit Georges Pompidou ini menyatakan bahwa ada sedikitnya lima puluh orang dibawa menuju rumah sakitnya akibat tragedi berdarah tersebut.
“Sebagian besar korban yang dibawa kemari mengalami luka tembak di kaki, tangan, dan bahkan di dada dekat dengan tulang rusuknya. Kalian semua tidak akan mungkin bisa untuk membayangkan teror serta trauma psikis yang dialami oleh para korban,” demikian ungkap Dr. Juvin sebagaimana diwartakan Mirror, Senin (16/11/2015).
“Sulit untuk dijelaskan, tapi ada banyak pasien yang terdiam dan shock meski luka yang diderita parah. Mereka mengalami trauma akan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan,” lanjutnya. Menurut laporan, banyak korban luka-luka yang sudah dibolehkan pulang namun masih harus menjalani perawatan secara psikologis demi memulihkan kondisi kejiwaan dari efek teror tersebut.
Dr. Juvin sendiri pernah menjadi tenaga medis untuk medan perang dan ia mengatakan bahwa tragedi Paris yang terjadi Jumat waktu setempat itu lebih parah kondisinya daripada keadaan para korban di medan perang. Insiden berdarah di Paris menewaskan sedikitnya seratus enam puluh orang dan melukai tiga ratus orang. Peristiwa ini melibatkan adanya tiga bom bunuh diri termasuk di stadion Stade de France serta penembakan di beberapa titik Kota Paris, salah satunya ketika berlangsung konser Bataclan.
Terkait insiden ini, Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan bahwa selama tiga hari Prancis akan memasuki masa berkabung. Sebagai balasan penyerangan teroris di Paris, Kementerian Pertahanan Prancis telah mengirim sepuluh jet tempur untuk membombardir markas ISIS di Raqqa, Suriah. Selain itu, negara Polandia juga telah mengeluarkan pernyatan resmi bahwa mereka akan berhenti menerima imigran atau pengungsi dari Suriah ke negaranya.