Dokumen ISIS Bocor di Internet Akan Bentuk Negara Baru

Sebuah dokumen milik ISIS yang isinya akan membentuk sebuah negara Islam di Suriah dan Irak bocor di Internet. Dokumen tersebut diketahui di tulis oleh salah seorang warga Mesir yang bernama Abu Abdullah al-Masri. Tak hanya sebuah negara asal, dalam dokumen setebal 24 halaman itu ISIS secara komplit juga akan mendirikan semua perangkat negara yang diperlukan termasuk juga didalamnya mengenai pedoman mereka dalam menjalankan negara dan kebijakan-kebijakan ekonomi.
Dokumen milik ISIS yang dipublikasikan melalui laman The Guardian tersebut juga menyebutkan jika mereka telah menyiapkan segala sesuatunya seperti akan membentuk lembaga-lembaga pemerintahan, departemen keuangan serta menyiapkan beberapa program swasembada dibidang ekonomi, sumber daya alam, diplomasi, industri, pedoman untuk pendidikan serta propaganda dan militer.

Dokumen ISIS yang berjudul Prinsip dalam Adminitrasi Negara Islam (ISIS) ditulis dengan sangat baik oleh penulisnya. Seperti yang diwartakan oleh laman NDTV, dokumen yang terdiri dari 10 bab itu diduga kuat disusun antara bulan Juli sampai Oktober 2014 yang lalu.
Abu Abdullah al-Masri, sang penulis buku tersebut dinilai mampu memberikan pandangan yang sangat baik terhadap kelompok ISIS. Dia juga sangat cakap menjelaskan dengan rinci bagaimana sebenarnya anggota kelompok ISIS mendapatkan pelatihan-pelatihan perang ringan.
Didalam dokumen itu juga, Abdullah al-Masri menyebutkan agar semua anggota ISIS menggunakan identitas tunggal. Tujuannya supaya dapat menyatukan setiap pejuang asing dengan penduduk lokal. Bahkan, dia menuliskan idenya agar ISIS juga membangun pabrik-pabrik untuk menciptakan peralatan militer dan pabrik-pabrik untuk memproduksi makanan.
Baca: Donald Trump Diminta Hentikan Aksi Provokasi Kebencian Pada Umat Muslim.
Dengan bocornya dokumen ISIS yang akan membangun sebuah negara itu, menunjukkan jika ISIS merupakan organisasi politik yang memiliki kemampuan perhitungan yang sangat kompleks serta memiliki perencanaan yang sangat matang terkait infrastruktur.
“Hal tersebut menunjukkan jika mereka (ISIS) sangat jauh dari kesan tentara yang irasional, fanatik dan haus darah,” ungkap Charlie Winter, salah seorang seorang peniliti senior dari Georgia State University.