ISIS Lacak Musuh Melalui Akun Facebook Korbannya
Jakarta – Kelompok radikal ISIS baru-baru ini diketahui telah menggunakan cara yang keji serta licik guna melacak aktivitas para musuh yang anti dengan sikap mereka. ISIS membajak akun Facebook seorang aktivis yang telah mereka bunuh. Tujuannya adalah untuk memperdayai mangsa sekaligus mengetahui kegiatan para aktivis lainnya.
Adalah Ruqia Hassan Mohammed, aktivis wanita yang juga sering memberi informasi dari kota Raqqa, dibunuh jihadis ISIS pada tiga bulan yang lalu. Ia dibunuh lantaran aktivitasnya di media sosial yang dianggap provokatif oleh ISIS. Ruqia yang berusia tiga puluh tahun tersebut juga dituduh sebagai seorang mata-mata sebelum akhirnya dibunuh pada tanggal 30 September lalu.
Akan tetapi, kematian Ruqia baru diinformasikan pada pihak keluarganya beberapa pekan lalu. Tak hanya membunuh, ISIS juga menggunakan akun Facebook Ruqia untuk memanipulasi kolega Ruqia.
Diwartakan Independent pada Rabu (6/1/2016), kelakuan ISIS terungkap berdasar hasil investigasi seorang wartawan yang juga merupakan aktivis di bawah tanah Raqqa atau RBSS. Ia bekerja mendokumentasikan serta mempublikasikan kehidupan yang berada di bawah kendali kelompok militan tersebut.
“Akun Facebook Ruqia tetap terbukan dan digunakan untuk menjebak teman-temannya,” ungkap sang aktivis yang memakai nama alias Tim Ramadhan. Ia juga mengungkap bahwa ISIS tetap menggunakan akun tersebut pada minggu lalu untuk mengirimkan pesan kepada pengguna lain berisi bahwa Ruqia masih hidup.
Klaim tersebut juga disebar situs online al-Aan, di mana mereka melaporkan seorang aktivis anti ISIS telah memberi peringatan bahwa akun milik Ruqia dibajak guna mengetahui keberadaan aktivis lain, baik yang berada di dalam maupun di luar Suriah.
Ruqia diketahui sering menulis dengan nama samaran Nissan Ibrahim. Ia adalah seorang Kurdi yang lahir di Suriah dan sering memposting berbagai informasi terkait kehidupan sehari-hari warga yang hidup di Raqqa. Postingan Facebook terakhir Ruqia adalah pada bulan Juli lalu di mana ia mengejek keputusan ISIS mengenai pelarangan Wi-Fi di dalam kota.
Ruqia mengambil kuliah jurusan filsafat di Universitas Aleppo. Ia juga bergabung dengan kelompok pemberontak guna menghadapi Bashar al-Assad, Presiden Suriah, sejak tahun 2011.