Perang Cyber Dilakukan Militer AS untuk Mengontrol Tindakan ISIS
JBerita.com – Perlawanan terhadal kelompok militan ISIS yang sering melakukan tindakan anarkis dan biadab terus dilakukan oleh berbagai pihak khususnya Amerika Serikat. Kini Militer AS melakukan serangan terhadap kelompok militan ini melalui dunia Cyber. Hal ini dilakukan untuk mempercepat perlawanan terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh ISIS.
Pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat baru-baru ini terlah menyerang ISIS. Serangan ini dilakukan di Irak dan Suriah. Sejak Agustus 2014, serangan perlawanan terhadap ISIS telah dilakukan oleh koalisi itu.
Menggunaan teknolgi Cyber memang diperlukan untuk melawan ISIS. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sistem jaringan isis Overloading atau mengalamai muatan lebih.
Teknologi tersebut akan membatasi ISIS untuk melakukan perekrutan anggota serta kesulitan berkomunikasi dengan kelompok-kelompok yang telah dibentuk.
Peter Gersten yag merupakan juru bicara militer AS di Baghdad, Irak seperi dilansir situs Abc mengatakan “Penyerangan di dunia Cyber terhadap ISIS sudah kami lakukan dan hasilnya cukup efektif karena kami memiliki koordinasi yang baik”.
Teknologi Cyber yang digunakan oleh militer AS juga berguna untuk memonitor gerakan ISIS. “Implan” telah ditanam pada jaringan Cyber ISIS sehingga apapun yang dilakukan kelompok militan ini akan terdeteksi. Istilah yang lebih populer adalah militer Amerika telah melakukan “bom cyber” untuk menyerang jaringan ISIS.
Yang penting dari penggunaan teknologi Cyber ini adalah sistem bisa mengubah komando ISIS sehingga komunikasi yang disampaikan justru membuat para anggota di medan perang mendekat ke daerah dimana drone atau pesawat tanpa awak yang digunakan untuk membasmi ISIS berada.
Komando Cyber Militer AS sendiri mempunyai peran untuk memberi perlindungan pada jaringan yang digunakan sipil dari serangan berbahaya, khususnya dari kelompok militan ISIS.
Rencananya di tahun 2018, lebih dari 6.000 para ahli teknis yang cerdas dipekerjakan untuk teknologi cyber Militer AS ini. Semua orang itu terbagi ke dalam 133 tim. Dan satu tim sendiri memiliki 65 anggota. Mereka bekerja di negara-negara Timur Tengah yang tujuannya adalah melakukan serangan Cyber berkala terhadap apa yang dimiliki ISIS.